Sariputta | Membuat Altar di Rumah Sariputta

Membuat Altar di Rumah

Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo

👁 1 View
2017-09-20 14:05:04

Dari: Michael, Jakarta

Namo Buddhaya,
Bhante saya mau bertanya, mohon dijawab pertanyaannya sebagai berikut :
1. Apakah ada ritual khusus yang harus dilakukan bila kita ingin membuat altar di rumah?

Apakah ada hal-hal yang harus dilakukan sebelumnya ?
2. Peralatan apa saja yang dibutuhkan jika kita ingin membuat altar di rumah ?
3. Bagaimana caranya jika kita ingin sembahyangi Buddharupang di rumah ? Apakah ada
syarat-syarat yang khusus dan hal-hal yang khusus ?
Terimakasih Bhante atas jawaban dan petunjuknya.

Jawaban:
Seorang umat Buddha, walaupun bukan merupakan keharusan, namun adalah sikap
bijaksana untuk memiliki altar di rumah.
Adapun manfaat altar adalah untuk umat Buddha mengulang, merenungkan dan
melaksanakan berbagai kotbah Sang Buddha yang biasa dibaca di depan altar dengan
sebutan Sutta, paritta ataupun gatha.
Umat Buddha yang baik akan mengerti bahwa altar lebih banyak bermakna simbolik atau
perlambangan daripada tempat untuk meminta. Umat Buddha telah mengerti bahwa
hanya dengan melakukan banyak kebajikan melalui badan, ucapan dan pikiranlah yang
akan memberikannya kebahagiaan dalam kehidupan ini, kehidupan yang selanjutnya
bahkan tercapainya kebahagiaan sejati yaitu Nibbana.
1. Karena pembuatan altar adalah bagian dari tradisi Buddhis, bukan merupakan Ajaran
Sang Buddha, maka dalam mempersiapkan altar di rumah seorang umat dapat
menyesuaikan diri dengan kebiasaan setempat. Secara Agama Buddha tidak ada aturan
khusus untuk hal seperti ini.
Dalam tradisi Buddhis, pengadaan altar dimulai dengan menyediakan tempat yang sesuai.
Apabila memungkinkan boleh juga mempergunakan satu ruangan khusus untuk altar
penghormatan.
Letakkan meja atau sesuatu yang agak tinggi untuk difungsikan sebagai meja altar.
Carilah arca Sang Buddha atau Buddharupang yang dianggap sesuai. Arca ini dapat
diperoleh dengan cara membeli ataupun pemberian orang lain. Apabila memungkinkan,
letakkan pula tempat lilin dan dupa untuk upacara ritual.
Apabila semua peralatan di atas telah siap, lakukan upacara ritual pertama dengan
membaca paritta pembersihan suasana atau tempat seperti yang disebutkan dalam buku
'Paritta Suci'. Boleh juga, apabila memungkinkan, suatu saat nanti mengundang rekanrekan
vihara untuk membaca paritta bersama di depan altar tersebut.
2. Persiapan altar sesungguhnya disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi setempat.
Apabila menginginkan membuat altar lengkap seperti di vihara, biasanya di altar terdapat
Buddharupang, tempat lilin, tempat dupa, tempat bunga, dan berbagai tempat
persembahan lainnya.
Namun, apabila terdapat keterbatasan, maka boleh saja tidak mempergunakan semua
perlengkapan tersebut. Keterbatasan dan kesederhanaan ini juga tidak dipermasalahkan
maupun dipersalahkan dalam Agama Buddha.
Hal utama yang harus dilakkan oleh umat Buddha bukanlah mengadakan puja bakti atau
upacara ritual, melainkan mempelajari serta melaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, semakin lama seseorang menjadi umat Buddha,
semakin baik pula perilakunya terhadap diri sendiri, keluarga maupun lingkungannya.
3. Karena arca Sang Buddha atau Buddharupang adalah lambang Sang Buddha dan bukan

sebagai tempat meminta atau memohon, maka tidak terdapat syarat, ikatan ataupun
keharusan untuk melakukan ritual khusus di altar.
Oleh karena itu, adalah hal yang sangat baik apabila umat Buddha dapat meluangkan
waktu untuk membaca paritta setiap hari di depan altar.
Namun, apabila ia tidak mampu melakukannya setiap hari, maka hal itupun bukan
masalah penting.
Melakukan upacara ritual dapat dimasukkan sebagai kesempatan mengembangkan
kebajikan dengan badan, ucapan dan pikiran. Apabila seseorang tidak melakukannya,
maka tindakan itu bukanlah kamma buruk. Ia telah kehilangan kesempatan untuk berbuat
baik.
Semoga jawaban ini bermanfaat.
salam metta,
B. Uttamo

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com