Sariputta | Ketidakmelekatan dan Ketidakperdulian Sariputta

Ketidakmelekatan dan Ketidakperdulian

Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo

👁 1 View
2017-09-20 15:18:42

Dari: Chandra, Medan

Namo Buddhaya Bhante.
Saya memiliki dua pertanyaan :
1. Bagaimana membedakan antara ketidakmelekatan pada suatu hal / objek dengan
ketidakpedulian atau sikap yang acuh tak acuh ? Apakah keduanya hal yang sama ?
2. Bagaimana menurut pandangan Bhante jika latihan untuk mencapai ketidakmelekatan
menggunakan prinsip "dapat ok; nggak dapat juga gak apa-apa", artinya dalam
mengerjakan suatu hal, kalau tidak berhasil ya ga apa-apa (yang penting telah berusaha),
kalau berhasil ya lebih baik lagi.
Sekian dulu pertanyaan saya. Terima kasih.

Jawaban:
1. Ketidakmelekatan dan ketidakpedulian adalah dua hal yang sangat berbeda. Perbedaan
kedua kondisi tersebut sering digambarkan dengan dua gelas. Ketidakmelekatan seperti
gelas yang terisi penuh dengan air bening sehingga dari kejauhan gelas tersebut nampak
kosong. Padahal, gelas berisi air jernih tersebut sangat bermanfaat untuk mengatasi rasa
haus bagi si pemilik gelas. Sedangkan, ketidakpedulian seperti gelas yang memang
kosong tanpa isi sama sekali. Tidak bermanfaat untuk mengatasi rasa haus. Kedua gelas
tersebut, dari kejauhan tampak sama, serupa. Perbedaan di antara kedua gelas baru
diketahui dari jarak dekat.
Demikian pula perbedaan antara ketidakmelekatan dan ketidakpedulian. Sepintas, dari
luar, kedua kondisi tersebut nampak serupa. Namun, apabila memperhatikan dasar
pemikiran yang terjadi dalam diri masing-masing orang yang memiliki sikap tersebut
kiranya akan nampak jelas perbedaan di antara keduanya. Ketidakmelekatan menjadikan
seseorang selalu siap menghadapi segala kenyataan yang mungkin bertentangan dengan
harapan yang dimiliki. Ia mudah menyesuaikan diri dengan kenyataan yang dihadapi saat
ini. Ia menjadikan kenyataan saat ini sebagai pelajaran. Kenyataan yang baik menjadi
pelajaran untuk ditingkatkan di masa depan. Sebaliknya, kenyataan yang buruk menjadi
pelajaran untuk diperbaiki di masa depan. Dengan demikian, orang yang memiliki prinsip
hidup "tidak melekat" akan selalu mendapatkan kemajuan di setiap pengalaman
hidupnya.
Sedangkan, ketidakpedulian menjadikan seseorang tidak peduli dengan pengalaman
apapun yang terjadi pada diri sendiri maupun orang lain. Ia bahkan cenderung mengulang
kesalahan yang sama yang pernah ia kerjakan. Ia tidak berusaha meningkatkan
kebahagiaan yang pernah dialami. Ia tidak peduli dengan kemajuan diri sendiri maupun
lingkungan tempat ia tinggal. Sikap ini tentunya sangat merugikan untuk semua fihak.
2. Berlatih ketidakmelekatan haruslah dibarengi dengan pengertian yang benar agar
menghindarkan seseorang terjerumus dalam sikap ketidakpedulian.
Dengan demikian, sikap mengutamakan usaha tanpa memperhatikan hasil akhir
hendaknya dibarengi dengan upaya belajar dari pengalaman. Artinya, seseorang harus
tetap memperhatikan hasil yang dicapai dari suatu usaha. Seseorang hendaknya mencari
penyebab hasil yang baik maupun buruk atas usaha yang telah dilakukan agar dapat
dijadikan pelajaran dalam usaha selanjutnya. Penyebab hasil baik haruslah ditingkatkan
agar di masa depan usaha yang dilakukan memberikan hasil yang lebih maksimal.
Sedangkan, penyebab hasil yang tidak baik haruslah dihindari dalam usaha berikutnya.
Tindakan menjadikan pengalaman sebagai pelajaran untuk memperbaiki usaha yang
dilakukan saat ini tersebut adalah tindak nyata sikap ketidakmelekatan.
Menyikapi berbagai suka duka kehidupan dengan cara seperti inilah yang memperbesar
kondisi umat Buddha mencapai kemajuan serta terhindar dari kemunduran dalam setiap
usaha yang dilakukan.
Semoga jawaban ini bermanfaat.
Salam metta,
B. Uttamo

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com