Sariputta | Praktik Merenungkan Kepastian Kematian Sariputta

Praktik Merenungkan Kepastian Kematian

👁 1 View
2018-02-23 09:55:21

Kehidupan baik yang benar-benar berarti selalu sulit untuk ditemukan, dan bahkan ketika ditemukan, sifatnya tidaklah kekal dan akan hancur dengan cepat seperti embun yang bergantung pada ujung sehelai rumput.

Di dalam samsara, bahkan ketika aku memperoleh kelahiran kembali yang bahagia atau beruntung, pada akhirnya tubuhku tidak akan melampaui kematian.

Dalam tempat apa pun yang kutinggali, baik di wilayah-wilayah tinggi di angkasa, di atas tanah, di samudra, atau di gua-gua pegunungan besar, aku takkan bebas dari musuhku: raja kematian.

Pada masa-masa lampau ketika kalpa-kalpa telah mencapai akhirnya, pada masa sekarang ketika kelima kemerosotan telah tersebar luas, dan pada masa yang akan datang ketika aku hidup kembali, takkan ada kesempatan untuk menghindari tindasan raja kematian.

Dewa Brahma, Shiwa dan Wishnu, kekuatan besar dari pasukan-pasukan penguasa dunia, kekuatan dari kebenaran kaum bijak, keajaiban-keajaiban, mantra-mantra dan alat-alat penyihir; semuanya tak dapat mengusir kematian.

Bahkan jika aku membayar tebusan berupa bentangan berisi kekayaan dan harta benda dari miliaran dunia, aku tak akan dilepaskan.

Bahkan jika Bhaisajyaguru yang mulia mengobatiku, takkan ada obat untuk musuh ini: raja kematian.

Jika aku benar-benar memeriksa semua makhluk, tinggi atau rendah, yang hidup di masa lampau, aku menemukan bahwa sekarang hanya nama mereka yang tersisa. Dan dari semua makhluk yang hidup sekarang, satu per satu dari mereka akan meninggal suatu hari nanti.

Hidupku tidak menjadi lebih panjang; ia terus menuju akhir tanpa berhenti walaupun sesaat. Seperti api yang membakar pelita, bagaimana ia bisa terus berlanjut dan tidak pernah padam?

Dari masa kehidupanku yang paling awal di dalam janin, aku tanpa henti menuju kematian seperti air terjun yang mengalir. Apakah bukan ilusi apabila aku berpikir akan terus hidup tanpa pernah mati?

Jika seseorang yang dibawa dengan cepat menuju tempat eksekusinya dilayani dengan objek-objek yang menyenangkan kelima indranya, apakah terdapat alasan baginya untuk merasa senang?

Sama halnya, tanpa berhenti walaupun sesaat, aku dengan cepat menuju kematian; jadi, bahkan jika banyak benda yang sangat kuinginkan dikumpulkan di hadapanku sekarang, apakah situasi ini akan menyenangkanku?

Karena status, rumah, kenalan-kenalan, teman-teman, harta benda, dan bahkan tubuhku saat ini harus pergi tanpa tersisa untuk waktu yang lama, apakah yang kulekati dalam kehidupanku saat ini, yang ibarat mimpi belaka?

Tahun-tahun, bulan-bulan, malam-malam, dan semua waktu adalah sesingkat bayangan-bayangan dari matahari; karena mereka hanya sementara, bagaimana kematian takkan segera datang?

Dari kelahiranku hingga sekarang, begitu banyak tahun telah berlalu, dan untuk sisa kehidupan ini, aku akan teralihkan oleh tidur dan seterusnya.

Karena waktu tersisa untuk melatih Dharma begitu pendek, apakah ia benar-benar cukup?

Dengan cara yang sama, jika aku memeriksa hanya dalam sehari semalam untuk melihat apakah aku telah merenungkan Dharma dengan benar atau malah membuat diriku teralihkan, akan menjadi jelas bahwa waktuku takkan cukup karena aku telah menyia-nyiakannya.

Karena kematian tidak dapat diusir dalam kondisi apa pun, pada akhirnya aku pasti akan mati. Terlebih lagi, karena aku dapat mati segera tanpa memiliki waktu yang cukup untuk mempraktikkan Dharma, mengapa aku tidak dengan pasti berjuang untuk melatihnya sekarang?

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com