Sariputta | Mengikuti Jalan Tengah Sariputta

Mengikuti Jalan Tengah

Ajahn Chah

👁 1 View
2023-03-11 10:07:21

Saya telah menjalankan demikian ini sejak saya mengasingkan diri ke hutan untuk berpraktik meditasi. Saya melatih murid-murid saya dengan cara seperti itu pula. Karena saya ingin mereka melihat kebenaran, daripada hanya cuma membacanya di dalam kitab suci; saya ingin mereka menyaksikan sendiri bathin yang terbebas dari pemikiran-pemikiran konseptual. Saat kebebasan terjadi, anda mengetahuinya; dan kala hal tersebut belum terjadi, anda bisa mengkontemplasikan proses bagaimana satu hal mengakibatkan serta membawa ke hal yang lain. Renungi hingga anda mengerti dengan mendalam dan semakin mendalam. Suatu waktu begitu ia tertembus dengan insight, segalanya terbuka dengan sendirinya. Ketika sesuatu muncul merintangi dan macet, selidiki. Jangan menyerah hingga ia melepaskan cengkeramannya. Berulang-ulang selidikilah disini ini.
Jika anda yakin dengan diri anda dan apa yang anda ketahui, anda tetap tenang saat menerima pujian ataupun teguran. Apapun yang dikatakan orang, anda merasa santai. Mengapa? Karena anda mengenal diri anda sendiri. Bila seseorang menyiram anda dengan pujian, namun sebenarnya anda tak layak menerimanya, apakah anda akan mempercayai mereka? Tentu saja tidak. Anda sekedar melanjutkan praktik anda. Ketika seseorang yang tidak yakin dengan pengetahuannya sendiri mendapat pujian dari orang, ia akan terperangkap untuk mempercayai dan menyesatkan pandangannya. Demikian juga jika orang yang mengkritik anda, lihat dan periksa diri anda. “ Tidak, apa yang mereka katakan tidak benar. Mereka menuduh saya salah tetapi sebenarnya tidak. Tuduhan mereka tak benar.” Kalau kejadiannya seperti ini, mengapa kita harus marah? Perkataan mereka tidak benar. Sebaliknya, jika tuduhan mereka benar atas kesalahan kita, jika kejadiannya seperti ini, mengapa kita harus menjadi marah? Kalau anda mampu berpikir seperti ini, kehidupan itu sebenarnya nyaman dan tanpa masalah. Tidak ada kejadian yang salah. Kemudian segalanya adalah Dhamma. Inilah cara saya berlatih.
Pahamilah bahwa apa yang diajarkan oleh Sang Buddha adalah: lepaskan segalanya. — Lepaskan dengan mengetahui-dan-kesadaran..Tanpa melibatkan hati anda di dalamnya, pelepasan ini tidak benar. Anda melepas karena mengerti realitas konvensional. Ini adalah ketidak-melekatan. Sang Buddha mengajarkan bahwa perlu usaha yang sangat keras di permulaan praktik Dhamma anda; mengembangkan hal-hal dengan teliti dan banyak melekat. Melekat kepada Sang Buddha. Melekat kepada Dhamma. Melekat kepada Sangha. Melekat ketat dan mendalam. Inilah yang diajarkan Sang Buddha. Melekat dengan tulus, tanpa henti dan memegangnya erat-erat.

Dalam proses pencarian ini, saya telah mencoba hampir semua kemungkinan cara ber-kontemplasi. Saya menyerahkan hidup ini untuk Dhamma,Tetapi butuh praktik untuk mewujudkannya, praktik yang benar. Perlu mendorong diri sendiri hingga limit. — Ini dibutuhkan keteguhan-hati untuk berlatih, untuk bercermin ke dalam diri, dan untuk perubahan yang mendasar. Dibutuhkan keberanian untuk menempuh apa yang musti ditempuh. Dan bagaimana melakukannya? Latihlah bathin ini. Mengapa berlatih itu penting? Karena bathin ini masih sepenuhnya tertutup oleh kekotoran-kekotoran. Seperti itulah bathin yang belum ter-tranformasi melalui praktik
Jika kita perhatikan latihan disiplin di vihara ini, anda akan melihat bahwa semuanya adalah tentang melatih bathin. Dan kapanpun saat kita melatih bathin ini, kita akan merasa: panas dan terganggu (!).Begitu merasa gerah dan resah, kita akan mulai mengeluh, “Aduh, latihan ini sulit sekali! Mustahil.” Tetapi Sang Buddha tidak berpikir seperti itu. Dia berpikir bahwa saat praktik menyebabkan panas dan penolakan, itu justru kita telah berada di jalur yang benar. Namun biasanya kita tidak berpikir begitu. Kita berpikir itu tanda ada sesuatu yang salah. Kesalah-pahaman ini membuat latihan jadi nampak sangat berat. Pada mulanya kita merasa panas dan risih, sehingga kita mengira bahwa kita keluar dari jalur. Setiap orang maunya senang, tetapi mereka kurang perduli apa itu benar atau tidak. Ketika kita pergi melawan arus kilesa ini dan menghadang nafsu kita, ya tentu saja kita bakal menderita. Kita panas, jengkel, gerah — [biasanya] lalu menyerah. Kita mengira berada di jalan yang salah. Tetapi Sang Buddha justru mengatakan bahwa: kita telah berada di jalan yang benar. Kita menempuri kekotoran-kekotoran kita, dan mereka-lah yang jadi terbakar dan gerah. Kekotoran-kekotoranlah yang memberontak dan menjadi tidak bahagia. Hal ini sama pada tiap orang.

Itulah sebabnya mengapa praktik Dhamma dikatakan begitu berat. Orang tidak memeriksa segalanya dengan jelas. Umumnya mereka kehilangan Jalan dan terjebak pada sisi ekstrim, yaitu: memanjakan diri atau menyiksa diri. — Pada satu sisi mereka suka memuaskan, memperturuti keinginan-keinginan bathinnya. Melakukan apa saja yang disukai. Maunya duduk nyaman. Mereka suka rebahan, berbaring di tempat yang lembut. Apapun yang mereka lakukan, maunya mencari nyaman. Inilah yang saya maksud dengan memanjakan diri: keterikatan pada perasaan yang menyenangkan. Dengan bermanja-manja begitu bagaimana praktik Dhamma bisa maju?

Kemudian kalau kita tak lagi bisa berasyik-asyik dalam kenikmatan, sensualitas dan kesenangan, kita lalu gelisah. Kita jadi sedih, marah, dan menderita karenanya. Ini tergelincir dari Jalan, jatuh ke sisi penyiksaan-diri. Ini bukan Jalan para bijak yang damai; bukan jalan seseorang yang tenang. Sang Buddha memperingatkan agar jangan jatuh pada dua sisi jalur dari memanjakan-diri atau menyiksa-diri. Ketika mengalami kesenangan, sekedar ketahuilah dengan kesadaran. Ketika mengalami kemarahan, kebencian, dan kejengkelan ketahuilah bahwa kita sedang tidak mengikuti jejak-langkah Sang Buddha. Itu bukanlah jalan orang yang mencari kedamaian, tetapi jalan orang-kampung biasa. Seorang bhikkhu yang tenang tidak berjalan di jalur itu. Dia berjalan lempang di tengah-tengah diantara manja di sebelah kiri dan penyiksaan-diri di kanan. Inilah praktik Dhamma yang benar.

https://www.instagram.com/p/B2GFk90ncAv/…

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com