Jenggot Kambing Membubarkan Kesabaran
Bhikkhu Sri Pannavaro Dayaka Mahathera
👁 1 View2023-03-11 10:11:25
Ada cerita yang jarang saya ceritakan. Simaklah dengan sungguh- sungguh.
Di dekat gunung Himalaya, ada seorang tua yang pertapa. la telah meditasi bertahun-tahun. Suatu hari seorang pengembala kambing datang berkunjung.
Orang tua ini hampir tidak pernah bertemu dengan manusia bertahun-tahun. Sang pengembala kambing ini kemudian bercakap-cakap dengan pertapa tua. ”Bapak, ngapain di sini?” ”Oh saya meditasi, Nak.” ”Oh.... Sudah lama,Bapak?" ”Delapan tahun lah kira-kira.” ”0h....,lama sekali. Bapak meditasi apa?” "Saya meditasi kekosongan. Membersihkan batin dari kotoran- Kotoran , dari kejelekan-kejelekan. Supaya bersih,” “Tetapi lama ya, Bapak? “Ya, memang lama, Nak. Delapan tahun.” "Hmmm....., pantas. Delapan tahun terlampau lama sekali. Makanya Bapak menjadi kurus.” ”Oh iya, Nak.” ”Dan jenggot Bapak kok begitu? Mungkin terlalu lama meditasi. jenggotnya kambing saya Iebih baik dari jenggotnya Bapak.” Marahlah dia!
Meditasi delapan tahun membersihkan kotoran batin marah hanya karena jenggot kambing. Begitulah kotoran batin. Halus sekali.
Waspadalah!
Jika Anda bermeditasi, Anda bisa mewaspadai kotoran batin. Bukankah kotoran batin, bukankah ’jenggot kambing’ itu menggoda Anda setiap hari? Anak, istri, suami, kenalan, karyawan menggoda Anda, dan kotoran batin itu keluar. Kemudian Anda melakukan perilaku yang buruk. Hancurlah ketentraman batin.
Ya, memang pertapa itu bisa sabar. Karena delapan tahun tidak bertemu manusia, yang ditemui mungkin hanya bekicot, kupu kupu.
Bagaimana bisa tidak sabar? Kesabaran teruji pada Saat Anda berada di tengah-tengah kondisi yang Anda tidak senang. itulah meditasi mengawasi pikiran kita.
Jika Anda ingin punya keluarga yang damai, yang tentram, Anda harus punya ketentraman terlebih dahulu. Apabila Anda tidak punya ketentraman, bagaimana bisa memberi ketentraman pada orang Iain?